SAMARINDA-LAYARNUSANTARANEWS.COM – Sektor pertanian di Kalimantan Timur (Kaltim) perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah daerah. Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua DPRD Kaltim, Muhammad Samsun, yang menginginkan adanya peningkatan pendapatan bagi para petani di Benua Etam.

Menurut Samsun, sektor pertanian memiliki potensi besar untuk menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan bagi generasi muda di Kaltim. Namun, hal ini harus diimbangi dengan adanya regulasi yang kuat dan jelas untuk melindungi kepentingan para petani.

“Kita harus bisa memberikan jaminan bahwa hasil pertanian yang dihasilkan oleh petani kita bisa dijual dengan harga yang layak dan bisa diserap oleh pasar. Kita juga harus bisa mengurangi ketergantungan kita terhadap produk pertanian dari luar Kaltim,” ujar Samsun.

Samsun menambahkan, salah satu masalah yang sering dihadapi oleh para petani adalah fluktuasi harga yang terjadi saat musim panen. Ketika hasil pertanian berlimpah di pasaran, harga jualnya pun cenderung menurun. Hal ini tentu merugikan para petani yang telah bekerja keras untuk menghasilkan produk pertanian berkualitas.

“Regulasi yang kita harapkan adalah yang bisa mengatur mekanisme pasar agar tidak terjadi penurunan harga yang drastis saat musim panen. Selain itu, regulasi juga harus bisa mendorong pengembangan industri pengolahan hasil pertanian di Kaltim, sehingga nilai tambahnya bisa meningkat,” papar Samsun.

Samsun berharap, dengan adanya peningkatan pendapatan di sektor pertanian, generasi muda di Kaltim akan lebih tertarik untuk menggeluti bidang ini. Dengan demikian, sektor pertanian di Kaltim akan lebih maju dan berdaya saing.

“Kita ingin melihat generasi muda kita yang berani berinovasi dan berkreasi di sektor pertanian. Kita ingin melihat sektor pertanian kita yang bisa menjadi tulang punggung perekonomian Kaltim,” tutup Samsun.

Sektor pertanian di Kaltim memang masih membutuhkan banyak perbaikan dan dukungan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim menunjukkan, pada tahun 2022, kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltim hanya sebesar 7,29 persen. Angka ini menurun dibandingkan tahun 2021 yang sebesar 7,54 persen.

Selain itu, Kaltim juga masih mengimpor sebagian besar kebutuhan pangannya dari luar daerah, seperti Pulau Jawa dan Pulau Sulawesi. Hal ini membuat harga-harga pangan di Kaltim sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, seperti cuaca, transportasi, dan permintaan pasar. (adv)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *