SAMARINDA-LAYARNUSANTARANEWS.COM – Fenomena El Nino yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir telah berdampak pada sektor pertanian di Kalimantan Timur (Kaltim). Produksi pertanian di beberapa wilayah mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya krisis pangan di daerah tersebut.
Menanggapi hal ini, anggota DPRD Kaltim, Safuad, meminta pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah solutif untuk mengatasi masalah yang dihadapi para petani. Ia mengatakan, pemerintah daerah dan provinsi harus berkoordinasi untuk menangani dampak El Nino.
“Pemerintah daerah, termasuk pemerintah provinsi harus bisa memikirkan dampak El Nino yang dierita petani. Harus dikoordinasikan penanganannya,” tegas Safuad, Selasa (31/10/2023).
Safuad menambahkan, penurunan hasil produksi pertanian berpengaruh pada pemenuhan dan ketersediaan kebutuhan pangan di daerah. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya krisis pangan.
“Krisis pangan itu bisa terjadi kalau kita tidak segera menangani masalah ini. Kita harus memastikan bahwa stok pangan kita cukup dan aman,” ujarnya.
Sementara itu, Kementerian Pertanian telah menyiapkan program untuk meminimalisir dampak El Nino dengan melakukan antisipasi dini, adaptasi, mitigasi dan kolaborasi. Salah satu upaya mitigasi yang dilakukan adalah dengan memastikan suplai air ke sawah-sawah bisa terjaga.
“Untuk melaksanakan program ini, diperlukan peran pemerintah. Karena petani pasti terbatas peralatannya untuk bisa mendapatkan suplai air,” kata Safuad.
El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Fenomena ini menyebabkan pertumbuhan awan di Samudera Pasifik meningkat, sehingga mengurangi curah hujan di Indonesia. (adv)